Media Mandioli news com Halut-Ketua GMKI Halut Rivaldo Djini membanta klarifikasi Bupati Halut Frans Maneri, terkait aksi Bupati Ancam Masa Aksi dengan benda tajam jenis (Parang).


Ini Penjelasan Ketua GMKI Halut Rivaldo djini keawak media Mandioli news com, Pak Bupati menyampaikan klarifikasi dalam hal ini memberikan peringatan menegur kami bahwa suda empat kali teguran agar masa aksi kembali aktivitas aks itu tidak Benar.


Saya ingin menegaskan bahwa kebenaran yang sampaikan Pak Bupati itu tidak benar, pak Bupati tidak langsung memberikan teguran kepada masa aksi sebanyak empat kali, pak Bupati datang kemudian keluar dari Mobil langsung mengambil benda tajam jenis (parang) serentak masa aksi kaget karena kami menunggu misalkan pak Bupati bisa melayani kami dengan debat menyampaikan aspirasi kami siap hadir.


kemudian saya klarifikasi GMKI masuk di kantor BKD atau di kantr keuangan di kabupaten Halmahera Utara dalam fidio pak Bupati sampaikan kami merusak fasilitas dan lain-lainnya itu tidak benar. Kata Rivaldo Djini 


Sambung, Kejadian Bupati Frans Maneri mengejar masa aksi dengan benda tajam jenis (parang) ini satu kebenaran seharusnya saudara-saudara mengetahui, kami GMKI Halut (Kota Tobelo) tidak menginginkan hal ini dapat terjadi demi menjaga nama baik kabupaten Halmahera Utara.


Tentunya dengan kondisi Daerah yang kacau balau ini kami tidak menginginkan suasana lebih tenang, kami hanya bagaimana memberikan pikiran dan tanggapan Bupati harus mengambil keputusan menunjukkan sebuah kemajuan untuk Halmahera Utara lebih baik kedepannya.


" Waktu teman-teman tiba di Hotel Grinlen mendapatkan informasi bahwa Abang Mongol dan Mario akan menginap di sana, kami ingin bertemu dengan Abang Mongol walaupun kami datang dengan soun, misalkan ini bisa di mediasi bisa bertemu kami akan berdiskusi dengan baik hanya ingin sekedar menyampaikan bahwa Abang Mongol dan Mario dapat melontarkan kondisi krisis hutang dan lain-lainnya.


Setelah kami datang di tempat kejadian di Hotel Grinlen Tobelo kami sempat mengatur posisi agar bisa menyampaikan Orasi dengan nyaman tidak mengganggu aktivitas Masyarakat, kami sementara lagi atur agar tidak mengganggu kendaraan lain dalam persiapan berorasi ada mobil warna Hitam mendekati masa aksi.


Kami melihat Tiba-tiba dalam mobil pak Bupati menarik benda tajam jenis parang menuju masa aksi dengan spontan kami menghindar, kam berpikir ini benda tajam bisa membahayakan kami kemudian saya menenangkan kepada teman-teman agar tidak melakukan hal-hal yang memancing emosi pak Bupati sehingga tindakan ini jadi firal yang disaksikan Masyarakat. (Pengungkapannya) 


Selanjutnya, Kemudian pak Bupati melakukan aksi tidak terpuji dan ini satu contoh tidak baik untuk pemimpin kabupaten lain, pak Bupati melakukan aksi dengan cara memotong kaca mobil sehingga peca dan pecahan kaca mengenal kader kami seorang wanita yang duduk di dalam mobil dan itu berdarah.


Kemudian pak Bupati balik ke belakang mobil dan juga memotong sistem suara kami sehingga Rusak kondisi sistem suara rusak dan kami mengamankan di ruma teman kami, saya tegaskan lagi bahwa pak Bupati menegur kami sebanyak empat kali itu tidak benar.


Kami juga menenangkan pak Bupati agar tidak mengambil tindakan fatal seperti itu dan akan menjadi perbincangan tidak baik buat pak Bupati, setelah itu juga kami berhadapan dengan pak Bupati kami menyampaikan kepada pak Bupati kami sayang pak Bupati selaku putra daerah Halmahera Utara cukup menyangi pak Bupati dalam kondisi krisis yang seperti ini.


Kami kecewa Pak Bupati mengeluarkan kebijakan yang berdampak pada masyarakat setidaknya kebijakan meningkatkan perekonomian di kabupaten Halmahera Utara, 

Kami datang tidak ada pegawai yang ada di dalam kantor sehingga kami mengangkat tempat sampa kemudian panflet kami buang di luar itu bentuk kekecewaan kami sebagai GMKI cabang Tobelo. (Tutunya) Rivaldo Djini


Reporter : Biro Halut Letisia