Mandiolinews com
Kepulauan Sula, 8 Januari 2025 — Proyek pembangunan Rumah Sakit Pratama Fifian Adening Mus (FAM) Dofa yang dibiayai dengan dana puluhan miliar rupiah kini tengah menghadapi ancaman longsor yang sangat memprihatinkan. Bangunan tembok penahan tanah (TPT) yang menjadi bagian vital dari konstruksi proyek ini dilaporkan tidak kokoh dan berisiko ambruk akibat dugaan pekerjaan yang tidak memenuhi standar. Jika kondisi ini tidak segera ditangani, ke depan bisa menjadi ancaman serius bagi keselamatan dan fungsi rumah sakit tersebut.


Proyek yang dikerjakan oleh PT. Bumi Ace Citra Persada ini dimulai pada 28 Desember 2023 dan berada di Desa Dofa, Kepulauan Sula. Menurut informasi yang dihimpun, pekerjaan cut and fill pada proyek ini diduga tidak dilaksanakan sesuai dengan standar teknik yang telah ditetapkan. Hal ini mengakibatkan tanah di sekitar fondasi bangunan longsor di bagian belakang, yang jelas mengkhawatirkan mengingat rumah sakit ini berencana untuk segera dioperasikan.


"Jika dibiarkan, longsor ini bisa sangat berbahaya. Tidak hanya merusak infrastruktur, tapi juga membahayakan keselamatan orang yang ada di sekitar lokasi," ujar seorang sumber yang enggan disebutkan identitasnya.


Proyek ini dibiayai melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) 2023 dengan total anggaran sebesar Rp 43,8 miliar. Namun, masalah ini seolah tak mendapat perhatian serius dari pihak berwenang. Keprihatinan ini semakin diperburuk dengan ketidakjelasan status proyek yang semula direncanakan untuk diresmikan pada Agustus 2024, namun hingga kini belum ada kabar resmi tentang peluncuran rumah sakit tersebut.


Ketua Gerakan Pemuda Maluku Utara (GPM) Sula, Bung Fandi, mengungkapkan kekecewaannya atas kelambanan penanganan proyek tersebut. "Polda Malut sudah melakukan peninjauan langsung ke lokasi pada bulan September-Oktober 2024 lalu, namun hingga kini tidak ada tindakan lanjutan. Kami berharap Polda lebih serius dalam melakukan penyelidikan terhadap proyek ini, agar dana rakyat yang digunakan tidak sia-sia dan masyarakat Sula bisa segera menikmati manfaat dari rumah sakit ini."


Keadaan semakin mendesak karena proyek ini berada di bawah pengawasan Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Sula, yang seharusnya memastikan kualitas pekerjaan konstruksi sesuai dengan standar. Namun, penundaan yang terus-menerus dan ancaman longsor yang tak teratasi memperburuk citra proyek yang seharusnya menjadi kebanggaan daerah.


"Jika proyek ini gagal, bukan hanya infrastruktur yang terancam, tapi juga harapan masyarakat Sula untuk mendapatkan fasilitas kesehatan yang layak," tambah Bung Fandi.


Pihak berwenang diminta untuk segera mengambil tindakan tegas terhadap PT. Bumi Ace Citra Persada dan pihak terkait lainnya agar proyek ini tidak berakhir dengan kegagalan yang merugikan banyak pihak. Waktu semakin sempit, dan masyarakat Kepulauan Sula pantas mendapatkan yang terbaik dari proyek bernilai puluhan miliar ini.

Tim: Mandiolinews