Halsel Mandiolinews com Hampir satu bulan tanpa listrik, warga Desa Bokimiake kini mengangkat suara kerasnya. DPC GPM Halsel menduga pihak PLN telah melakukan kelalaian fatal dalam menangani pemadaman listrik yang sudah berlangsung sejak awal Januari 2025. Kelalaian ini, menurut mereka, mencerminkan kurangnya tanggung jawab dan perhatian dari pihak PLN terhadap kebutuhan dasar masyarakat, terutama dalam hal distribusi listrik yang sangat vital Jumat.14-02-2025.
"Pemadaman ini sudah berlangsung hampir sebulan, dan PLN terkesan menyepelekan masalah ini. Masyarakat sudah melapor, namun tidak ada tindak lanjut yang jelas. Apakah mereka hanya akan menunggu sampai ada korban (rusaknya kulkas, dll), atau baru bergerak setelah masalah ini semakin parah?" ujar Ketua DPC GPM Halsel, Bung Harmain Rusli dengan nada kesal.
Kelalaian pihak PLN terlihat jelas dari lambannya respons terhadap laporan warga. Kejadian putusnya kabel utama yang menjadi penyebab utama pemadaman listrik di Desa Bokimiake seharusnya bisa segera diatasi. Namun, hingga kini, PLN tidak juga mengirimkan petugas untuk melakukan perbaikan. Hal ini menyebabkan kehidupan sehari-hari warga terganggu secara signifikan, mulai dari pendidikan hingga usaha rumah tangga yang bergantung pada listrik.
Tidak hanya lambat dalam penanganan, PLN juga dinilai tidak transparan dalam berkomunikasi. Warga yang telah melaporkan permasalahan ini merasa terabaikan karena tidak mendapatkan informasi yang jelas mengenai kapan listrik akan menyala kembali. Kelalaian dalam komunikasi ini menambah frustrasi di tengah kesulitan yang dihadapi masyarakat Desa Bokimiake, yang berharap agar pihak PLN lebih terbuka dan memberikan update secara rutin.
"Dari awal kami sudah menginformasikan bahwa kabel putus, tapi tidak ada tindakan nyata. Tidak ada komunikasi lebih lanjut, kami hanya dibiarkan dalam ketidakpastian. Ini sangat mengecewakan," ungkap warga Desa Bokimiake yang enggan disebutkan namanya.
Pemadaman yang terjadi selama hampir sebulan tidak hanya mengganggu kenyamanan, tetapi juga memberikan dampak serius bagi kehidupan warga. Listrik yang padam memengaruhi banyak sektor, dari pendidikan yang terhambat, usaha yang terhenti, hingga gangguan dalam akses informasi yang semakin mengisolasi masyarakat.
"Anak-anak tidak bisa belajar dengan baik, usaha kecil-kecilan yang bergantung pada listrik juga terhambat. PLN harusnya lebih peka dengan kondisi ini. Masyarakat sudah sangat tergantung pada listrik untuk bertahan hidup sehari-hari," tambah Bung Harmain Rusli.
DPC GPM Halsel juga menilai bahwa pemadaman berkepanjangan ini menunjukkan adanya kelalaian dalam pemeliharaan jaringan listrik yang seharusnya rutin dilakukan. Jaringan listrik yang dibiarkan tanpa pengawasan dan pemeliharaan yang tepat bisa berpotensi menyebabkan kerusakan yang lebih besar dan gangguan yang lebih lama.
"Ini bukan pertama kalinya kami mendengar keluhan serupa dari masyarakat, dan PLN seharusnya sudah lebih sigap. Kelalaian dalam pemeliharaan jaringan listrik ini mencoreng citra PLN sebagai penyedia layanan yang diandalkan masyarakat," tegasnya.
Olehnya itu kami DPC GPM Halsel menuntut agar PLN segera bertindak dan memperbaiki kerusakan secepatnya. Mereka juga mendesak PLN untuk memberikan klarifikasi dan menjelaskan langkah-langkah yang akan diambil untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang. Jika kelalaian ini tidak segera ditangani, DPC GPM Halsel mengancam akan membawa masalah ini ke ranah hukum dan meminta pertanggungjawaban atas kerugian yang dialami masyarakat.
Harapan besar pun disuarakan oleh masyarakat yang kini menunggu dengan penuh ketidakpastian: PLN diharapkan tidak hanya responsif, namun juga bertanggung jawab atas setiap gangguan yang terjadi, demi memastikan kesejahteraan dan kenyamanan bagi seluruh pelanggan, termasuk warga Desa Bokimiake.
Tim: Mandiolinews
0Komentar