Halsel, Mandiolinews com– Warga Desa Galala, Kecamatan Obi Utara, Kabupaten Halmahera Selatan (Halsel), mengeluhkan tingginya harga minyak tanah bersubsidi yang dijual di atas Harga Eceran Tertinggi (HET). Mereka mendesak Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskoperindag) untuk mengambil tindakan tegas terhadap pelaku usaha yang melanggar aturan.
Keluhan ini muncul setelah warga mendapati minyak tanah dijual seharga Rp8.500 per liter di salah satu pangkalan di desa tersebut. Padahal, berdasarkan Surat Keputusan Bupati Halmahera Selatan No. 184 Tahun 2022, HET minyak tanah ditetapkan sebesar Rp4.000 per liter. Kondisi ini membuat warga harus membayar lebih dari dua kali lipat dari harga yang seharusnya.
Selain harga yang tinggi, distribusi minyak tanah juga dinilai tidak transparan. Pasokan sering kali habis dalam waktu kurang dari dua hari, menimbulkan dugaan adanya penjualan ke luar desa.
“Minyak tanah saya beli di pangkalan itu seharga Rp8.500 per liter, dan stoknya cepat sekali habis. Kadang saya masih di kebun, jadi tidak sempat ambil. Pas mau beli, katanya sudah habis. Ini berarti mereka jual ke luar,” ujar salah satu warga, Senin (17/2/2025).
Warga menuding Pangkalan Inang Jaya, yang dikelola oleh Alimudin, sebagai salah satu pihak yang bertanggung jawab atas kondisi ini. Dugaan kuat menyebutkan bahwa pangkalan ini lebih memilih menjual minyak tanah ke luar desa demi keuntungan lebih besar, sementara warga setempat kesulitan mendapatkan hak mereka.
Saat dikonfirmasi, pengelola pangkalan tidak membantah adanya penjualan minyak tanah di atas HET. Ia beralasan bahwa harga tersebut disebabkan oleh tingginya biaya transportasi.
Namun, alasan ini dinilai tidak dapat dijadikan pembenaran. Seharusnya, mekanisme distribusi BBM bersubsidi diawasi secara ketat agar tidak ada pihak yang memanfaatkan situasi demi keuntungan pribadi. Minyak tanah merupakan kebutuhan pokok masyarakat, terutama bagi mereka yang bergantung pada bahan bakar ini untuk memasak dan keperluan sehari-hari.
Masyarakat kini menanti tindakan nyata dari Pemda Halsel. Jika praktik seperti ini terus dibiarkan, bukan tidak mungkin warga akan semakin terbebani dengan harga BBM yang melambung tinggi, sementara subsidi pemerintah justru dinikmati oleh segelintir pihak yang bermain curang.
Tim: Mandiolinews
0Komentar