Mandiolinews com.
Dalam dunia tasawuf, terdapat konsep wali majdzub, yaitu wali yang secara lahiriah tidak menempuh jalan kesalihan yang tampak, tetapi secara hakikat telah mencapai kedekatan dengan Allah SWT melalui cara yang luar biasa dan di luar pemahaman umum. Wali-wali seperti ini memperoleh maqam kewalian sebagai anugerah langsung dari Allah SWT tanpa melalui usaha panjang sebagaimana yang ditempuh para salik (penempuh jalan spiritual).


Hakikat Wali Majdzub


Syaikh Abu Al-Abbas membagi manusia ke dalam dua kelompok:

Mereka yang sampai kepada ketaatan kepada Allah karena kemurahan-Nya.

Mereka yang dengan ketaatan kepada Allah akhirnya sampai pada kemurahan-Nya.

Dalam konteks ini, wali majdzub adalah orang yang perhatiannya telah digerakkan oleh Allah SWT sehingga mereka melampaui nafsu dan tabiat duniawi, lalu tenggelam dalam kehadiran-Nya.


Wali majdzub sering kali menampilkan perilaku yang tidak lazim di mata masyarakat. Mereka bisa terlihat seperti orang yang kehilangan akal atau bahkan dianggap gila. Hal ini disebabkan oleh pengalaman spiritual yang mendalam, yang kadang mengungkapkan ekspresi ekstase (jadzab) di luar nalar manusia. Sejarah mencatat beberapa tokoh sufi yang mengalami jadzab, seperti Al-Hallaj dengan ucapannya "Ana al-Haqq" (Aku adalah kebenaran) atau Syaikh Siti Jenar dengan konsep "Manunggaling Kawulo Gusti" (persatuan hamba dengan Tuhan).


Fenomena Tete-Tu: Wali Majdzub dari Bacan


Di Kabupaten Halmahera Selatan, terdapat seorang tokoh yang diyakini sebagian masyarakat sebagai wali majdzub. Ia dikenal dengan nama Tete-Tu, sosok yang tidak menunjukkan karakteristik ulama atau tokoh agama konvensional.


Secara lahiriah, penampilannya jauh dari kesan seorang ulama besar. Ia sering terlihat dengan pakaian sederhana—sarung, kemeja bergaris, dan peci hitam—serta menutup mulutnya dengan plastik. Rambutnya kusut, dan ia tidak menunjukkan ketertarikan pada kemewahan duniawi. Namun, di balik semua itu, kehidupannya penuh dengan ibadah dan kebaikan.


Kehadiran Tete-Tu sering kali menimbulkan kesalahpahaman di kalangan masyarakat awam. Ia dipandang aneh, bahkan dianggap gila. Namun, mereka yang memahami hakikat wali majdzub menyadari bahwa perilaku tersebut adalah bentuk fana (keleburan) dalam cinta dan rindu kepada Allah SWT.


Kehidupan Spiritual Wali Majdzub


Dalam buku Mengenal Tasawuf Rasulullah karya Khalilurrahman, dijelaskan bahwa seorang wali majdzub sejatinya telah larut dalam kecintaan kepada Allah SWT. Syeikh Abu Madyan, seorang sufi terkenal, pernah berkata:


"Apabila kita telah bersih, maka menjadi bersih pula akal kita. Dan apabila kita tenggelam dalam kecintaan, maka kita akan lupa terhadap diri sendiri dan sekitar kita. Janganlah engkau mencaci seseorang yang mabuk dalam cintanya kepada Tuhan, karena beban syariat telah diangkat darinya hingga hilang kesadarannya."

Hadis Nabi Muhammad SAW juga menyebutkan:


"Tidaklah seorang hamba sampai kepada hakikat keimanan hingga orang-orang menyangkanya telah menjadi gila." (HR Ahmad, Abu Ya'la, dan Ibnu Hibban)

Di Indonesia, banyak wali majdzub yang tetap tersembunyi. Mereka bisa berprofesi sebagai pedagang, tukang ojek, tukang cukur, bahkan pengamen. Meskipun penampilan mereka tampak biasa, maqam kewaliannya hanya dapat dikenali oleh wali lainnya.


Sikap Muslim terhadap Wali Majdzub


Sebagai seorang Muslim, kita diajarkan untuk selalu berhusnuzan (berprasangka baik) terhadap para wali majdzub. Apa pun yang mereka lakukan, sejatinya adalah atas kehendak Allah SWT. Mereka adalah orang-orang yang mencintai-Nya dengan sepenuh jiwa, bahkan hingga melampaui kesadaran duniawi.

Allah SWT berfirman dalam QS. Asy-Syuura (42:11):

"Laisa kamitslihi syai'un wa huwa as-Sami'ul Bashiir."(Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia, dan Dia Maha Mendengar, Maha Melihat.)


Tete-Tu dan para wali majdzub lainnya adalah bagian dari rahasia Ilahi yang tidak dapat dijelaskan dengan logika manusia. Bagi mereka yang beriman, keberadaan wali-wali seperti ini adalah bukti kebesaran Allah SWT dalam memilih hamba-hamba-Nya yang khusus.


(Sahib Munawar, M.Pd.)