Mandiolinews com.Halmahera Selatan – Warga Desa Jiko, Kecamatan Mandioli Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, Provinsi Maluku Utara, mengeluhkan lonjakan harga minyak tanah di tiga pangkalan yang dikelola oleh PT Babang Raya. Harga eceran tertinggi (HET) yang seharusnya berlaku, justru tidak diindahkan oleh pihak pangkalan.
Salah satu warga yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan bahwa pangkalan tersebut menjual minyak tanah dengan harga jauh di atas HET. "Saat ini, minyak tanah dijual dengan harga Rp10.000 hingga Rp15.000 per liter. Ini jelas memberatkan kami, terutama dalam bulan suci Ramadan," ungkapnya dengan nada kesal.
Lebih lanjut, warga juga menyoroti kebijakan pangkalan yang tidak memprioritaskan kebutuhan masyarakat setempat, melainkan lebih mengutamakan pasokan untuk transportasi laut atau "bodi penumpang" (bodi Len). Akibatnya, warga semakin kesulitan mendapatkan minyak tanah dengan harga yang wajar.
"Kami meminta Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Perindag) segera turun tangan. Jangan hanya diam melihat keadaan ini. Jika perlu, cabut izin tiga pangkalan tersebut karena mereka tidak mengutamakan masyarakat," tegas warga.
Selain pangkalan resmi, warga juga menyoroti keberadaan tiga pengecer yang menjual minyak tanah dengan harga di atas HET, mencapai Rp13.000 hingga Rp15.000 per liter. "Harga minyak tanah kini hampir sama dengan harga bensin. Ini sangat keterlaluan," tambahnya.
Berdasarkan Surat Keputusan (SK) Bupati Halmahera Selatan Nomor 184 Tahun 2022, HET minyak tanah seharusnya ditetapkan sebesar Rp5.000 per liter. Namun, realitas di lapangan menunjukkan harga yang jauh lebih tinggi, sehingga warga mendesak pemerintah daerah, khususnya Bupati Hasan Ali Bassam Kasuba, untuk segera mengambil tindakan tegas.
"Kami meminta Pak Bupati segera turun tangan menyelesaikan masalah ini. Jika Dinas Perindag tidak mampu mengatasi persoalan ini, lebih baik kepala dinasnya dicopot," pungkas warga.
Hingga berita ini diterbitkan, pihak terkait belum memberikan tanggapan resmi terkait keluhan warga.
Tim Mandiolinews
0Komentar